Metode Hidroponik – Saat ini sedang tren metode berkebun dengan cara hidroponik.
Apa itu hidroponik dan apa bedanya dengan sistem berkebun konvensional? Mari simak penjelasan berikut ini!
Berkebun dengan Metode Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, hydro artinya “air” dan ponos yang berarti “tenaga kerja atau pekerja air”.
Berkebun dengan metode hidroponik ini tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya, melainkan menanam dalam larutan nutrisi lain.
Jadi, sebenarnya cara berkebun ini cocok untuk penyuka tanaman yang tidak mempunyai lahan atau sangat sedikit ruang tanah.
Berkebun menggunakan metode hidroponik sama sederhananya seperti berkebun biasa.
Keduanya membutuhkan cahaya, air, suhu, media dan tingkat kelembaban yang cukup.
Tetapi bedanya dengan hidroponik, tidak ada tanah yang digunakan. Sebagai pengganti, nutrisi yang terkandung dalam tanah diganti dengan air bernutrisi.
Berkebun Hidroponik dalam Ruangan
Berkebun hidroponik dalam ruangan pun tidak sulit dan tanaman merespon dengan baik terhadap model penanaman ini.
Kita harus memastikan bahwa larutan nutrisi dapat mempertahankan tingkat pH 5 hingga 6 setelah pengenceran.
Dalam berkebun hidroponik, tanaman juga harus disiram lebih dari tiga kali sehari.
Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pompa dan timer.
Jika taman hidroponik Anda berada di dalam ruangan, suhu yang paling cocok adalah antara 71 hingga 76 derajat Fahrenheit atau sekitar 22 sampai 25 derajat celcius.
Tentu saja, suhu ini dapat berubah tergantung pada berbagai jenis tanaman yang sedang Anda kerjakan, misalnya tanaman tropis.
Dalam bercocok tanam dengan metode hidroponik, Anda harus menempatkan tanaman di lokasi yang menerima cahaya cukup baik.
Kalau tidak, Anda bisa menyiasatinya dengan cara membuat cahaya buatan.
Lampu sodium tekanan tinggi merupakan pengganti yang cocok untuk digunakan sebagai pengganti cahaya alami.
Selain cahaya, dalam berkebun dengan metode hidroponik ini Anda juga perlu memperhatikan tingkat kelembaban.
Saat suhu ruangan naik, udara akan mampu menampung cukup banyak kelembaban yang dibutuhkan tanaman Anda.
Sistem metode hidroponik ini dapat sepenuhnya otomatis, karena berbasis air.
Jadi, Anda tidak perlu repot-repot lagi untuk menggali tanah, mencabut rumput liar dan lebih hebatnya Anda bisa berkebun dengan lahan yang sempit atau terbatas. Sangat menghemat energi bukan?
Dengan sistem hidroponik, Anda dapat menghasilkan tanaman dengan kualitas sangat baik, bahkan tidak kalah dengan hasil bercocok tanam dengan cara konvensional (berkebun di tanah).
Hebatnya lagi, peralatan untuk berkebun hidroponik sudah banyak dijual di pasaran, serta pengetahuan seputar cara berkebun ini sudah banyak beredar di internet.
Cara Menanam dengan Metode Hidroponik
Berikut adalah salah satu contoh metode penanaman hidroponik dengan sistem wick.
Cara ini merupakan metode sederhana dan barang-barang yang diperlukan juga mudah didapat.
Bahan yang diperlukan:
- 1 buah botol bekas air mineral
- Sumbu untuk kompor atau bisa diganti dengan kain flanel
- Alat untuk memotong
- Alat untuk membuat lubang (solder atau bisa juga paku yang dipanaskan)
- Air nutrisi
- Tanah secukupnya
Cara membuat:
- Pertama, potonglah botol hingga menjadi 2 bagian.
- Kemudian, lubangi tutup botol dengan alat pembuat lubang.
- Satukan ke dua bagian botol yang tadi kita potong, dengan cara bagian moncong (atas botol) menghadap ke bawah.
- Masukan sumbu pada tutup botol yang tadi kita lubangi, pastikan air nutrisi bisa terserap oleh sumbu tersebut.
- Selanjutnya, pada bagian atas botol Anda isi dengan tanah secukupnya dan tanam bibit.
- Pada bagian bawah botol, isi dengan air nutrisi.
Baca Juga:
- Cara Merawat Tanaman Bonsai dalam Ruangan
- Cara Menata Taman Depan Rumah
- Cara Membersihkan dan Merawat Barang Antik
Kesimpulannya, berkebun dengan metode hidroponik ini bisa menjadi alternatif bagi Anda yang suka berkebun namun tidak memiliki cukup lahan atau tanah kosong. Semoga bermanfaat!